Jumat, 22 April 2016

MANFAAT MADU UNTUK ANAK


Madu tidak hanya bermanfaat untuk orang dewasa saja, tetapi sangat bermanfaat untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Manfaat madu untuk anak dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhannya, karena madu banyak mengandung vitamin dan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Proses penyerapan vitamin yang terkandung di dalam madu lebih cepat jika dibandingkan dengan mengkonsumin makan lain seperti buah dan sayuran.
Kandungan asam folat yang tinggi dipercaya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam tumbuh berkembangnya anak diperlukan gizi, kalori, mineral, vitamin dan mineral lain yang seimbang. Oleh karenanya tidak heran saat ini banyak produk susu yang dicampur dengan madu sebagai bahan pendukung dari susu untuk dikonsumsi anak. Madu yang dilengkapi dengan kalori dan gizi dapat membantu melengkapi makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak dan balita secara seimbang.

BEBERAPA MANFAAT MADU UNTUK ANAK :

1. Sumber Vitamin Yang Lengkap Bagi Anak

Madu mengandung seluruh vitamin yang dibutuhkan oleh anak, yaitu : A, B1, B2, B3, B5, B6, D, K, E, Uric Acid, dan asam nikotinat. Semua vitamin ini penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh anak, selain itu dapat diserap tubuh dengan mudah selama satu jam setelah mengkonsumsi madu. Hal ini berbeda dengan vitamin pada berbagai makanan lain yang lebih lambat proses penyerapannya dibandingkan penyerapan vitamin yang terdapat di dalam madu.

2. Dapat Menyembuhkan Batuk Anak

Anak-anak mudah terserang flu dan batuk, apalagi sekarang cuacanya cukup ekstrem, hal ini bisa menyebabkan flu dan batuk gampang menjangkiti anak-anak. Untuk menangkalnya, minumkan madu pada anak Anda secara rutin. Madu memiliki efek seperti obat dengan kandungan dekstrometorfan  yang berfungsi meredakan batuk pada malam hari sehingga tidur menjadi lebih lelap.

3. Baik untuk Pencernaan Anak

Anak-anak biasanya kurang peduli pada kebersihan makanan yang mereka konsumsi. Mereka juga sering tak acuh terhadap higienitas tangan mereka ketika akan memegang makanan. Maka sudah jamak ditemukan anak-anak yang mengalami masalah dengan pencernaannya. Hal ini bisa diatasi dengan madu. Menurut penelitian, beberapa jenis madu ternyata memiliki beberapa bakteri yang ramah. Seperti 6 jenis laktobasilus dan 4 spesies bifidobacteria. Bakteri-bakteri ramah ini akan membunuh bakteri jahat di dalam usus.

4. Memicu Pertumbuhan Otak Anak

Masa anak-anak adalah masa di mana otak sedang berkembang. Bantu perkembangan otak anak lebih optimal dengan madu. Berilah satu sendok makan madu asli sebelum tidur. Hal ini akan meningkatkan fungsi kinerja otak sebab fruktosa yang terkandung pada madu akan memberi energi cadangan pada hati dan bekerja pada otak semalaman pada saat anak Anda sedang tidur. Itulah mengapa madu dipercaya sebagai zat penambah energi para atlet zaman Yunani kuno selama berlangsungnya acara olimpiade.

5. Membantu Pertumbuhan Anak

Tidak diragukan lagi bahwa madu dapat membantu pertumbuhan anak secara optimal. Madu mengandung cukup banyak zat besi (Fe) dan tembaga (Cu) sedang ASI atau susu sapi mengandung lebih sedikit dibandingkan madu. Asupan Fe dan Cu yang cukup akan membantu proses pembentukan sel darah merah dan hemoglobin.


WAKTU YANG TEPAT UNTUK PEMBERIAN MADU UNTUK ANAK 


Sebagian besar Ibu tidak jarang sudah memberikan madu pada anak sejak usia dini bahkan semenjak lahir, dengan alasan bahwa madu banyak manfaatnya untuk kesehatan atau sebagai pengganti gula. Namun saat ini American Academy of Pediatrics (APP) masih menganjurkan penundaan pemberian madu hingga usia anak diatas 1 tahun.

Madu Utuk Bayi Diatas 1 Tahun
Sejak tahun 2008, banyak perubahan yang telah dibuat mengenai "aturan" kapan bayi dapat mengkonsumsi makanan tertentu. Namun berbeda dengan madu, sampai saat ini seperti yang dinyatakan dalam APP Pediatric Nutrition Handbook " Bayi berusia kurang dari 12 bulan harus menghindari semua sumber madu". Pernyataan tersebut cukup menjelaskan bahwa apa pun makanan yang menggandung madu harus dihindari untuk anak usia dibawah 1 tahun. Segala macam bentuk madu tersebut meliputi : madu murni, madu mentah, makanan mengandung madu (sereal, biskuit) dan makanan yang diolah dengan madu (dimasak atau dipanggang).

Mengapa Pemberian Madu Ditunda?
Alasan penundaan pemberian madu sampai usia anak diatas 1 tahun bukan karena kekhawatiran kemungkinan terjadinya alergi makanan atau tersedak pada anak, melainkan oleh karena adanya penyakit yang cukup serius yaitu Botulisme Bayi (Infant Botulisme). Meskipun kejadiannya jarang, tetapi Botulisme dapat berdapak sangat hebat, yang dapat menyebabkan kelemahan/paralisis otot, termasuk otot pernafasan sehingga si kecil mengalami gangguan pernafasan yang dapat berujung pada kematian.

Botulisme bayi disebabkan oleh karena bayi menelan makanan yang terkontaminasi oleh spora Clostridium Botulinum. Spora tersebut menyebabkan tumbuhnya bakteri dalam usus bayi yang menghasilkan toksin Botulisme. Biasanya makanan yang terkontaminasi spora adalah makanan yang tidak diolah dengan baik atau makanan kaleng yang sudah kadaluarsa. Selain makanan yang terkontaminasi, ternyata madu juga merupakan media yang baik untuk tumbuhnya spora Clostridium Botulinum.

Akan tetapi mengapa konsumsi madu bisa berbahaya pada bayi, sedangkan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa tidak? Jawabannya terletak pada kematangan saluran pencernaan. Bayi dibawah usia 1 tahun belum memiliki intensitas asam yang cukup dalam sistem pencernaan untuk menangkis racun bakteri Clostridium Botulinum, sehingga dapat mengakibatkan keracunan.

Tanda dan Gejeala Botulisme Bayi 
Gejala muncul sekitar 8 - 36 jam setelah si kecil mengkonsumsi madu, diantaranya sebagai berikut :
  • Konstipasi disertai dengan
  • Wajah datar
  • Gerak tidak aktif
  • Reflek hisap lemah
  • Kesulitan menelan
  • Hipersalivasi
  • Kelemahan otot
  • Gangguan pernapasan
Diagnosis Botulisme :
  • Botulisme sering didiagnosis dengan penyakit polyradiculoneuropathy seperti Guillain-Barre, Myasthenia gravis, atau penyakit sistem saraf pusat lainnya. Namun berbedsa dengan penyakit kelumpuhan saraf lainnya, Botulisme mempunyai manifestasi awal kelumpuhan kranial yang menonjol. Kelumpuhan otot akan menjalar ke bawah secara simetris hingga dapat mencapai otot pernapasan. Botulisme tidak diikuti dengan gangguan syaraf sensorik.
  • Diagnosis pasti bila toksin Botulisme ditemukan pada darah, tinja, bilasan lambung atau makanan yang telah dimakan. Dapat juga dilakukan kulturs bakteri C Botulinum pada tinja, makana atau luka.
Segera Bawa Si Kecil Bila :
  • Terlihat lemas bahkan untuk mengangkat kepalanya pun tidak mampu
  • Terlalu lemas untuk menangis atau menghisap
  • Sulit buang air besar
  • Tidak dapat menelan
  • Terlihat sulit bernafas/sesak
Penanggulangan Botulisme :
  • Segera bawa si Kecil ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat.
  • Jika si Kecil terdiagnosis keracunan Botulisme, maka akan segera dilakukan beberapa tindakan termasuk kuras lambung dan atau pemberian antiracun sesuai indikasi. 
  • Dalam keadaan khusus, dapat diberikan Antitoksin intravena yang dapat menghalangi aktivitas toksin Botulisme. Hal ini dapat membantu meringankan gejala jika diberikan pada awal proses infeksi.
  • Antibiotik tidak terlalu membantu dalam kasus keracunan makanan oleh Botulisme, namun antibiotik dapat digunakan dalam pengelolaan luka Botulisme.
  • Pada kasus berat, kadang diperlukan mesin bantu napas pada anak.
Pencegahan Botulisme :
  •  Sampai saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah Botulisme sehingga The American Academy of Pediatrics (APP) menganjurkan penundaan pemberian madu sampai usia anak diatas 1 tahun.
  • Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah kadaluarsa.
  • Masak makanan sampai matang untuk menghancurkan racun Botulisme.
  • Jangan memberi makanan yang sudah jatuh atau telah dimuntahkan anak kembali.
  • Buang wadah berisi makanan yang sudah menggembung. Makanan tersebut kemungkinan dapat mengandung gas yang  diproduksi oleh C Botulinum.

PRO DAN KONTRA
Tentu saja pendapat yang menyatakan bahwa pedoman ini sering terlalu berhati-hati. Mereka kemungkinan dapat menunjukkan fakta bahwa budaya lain di luar Amerika Serikat sudah memperkenalkan madu untuk bayi secara teratur dan kejadian Botulisme pada bayi akibat pemberian madu sangat kecil. Di Amerika Serikat sendiri pedoman ini dilatar belakangi laporan statistik yang menyatakan bahwa kurang lebih 100 kasur Botulisme terjadi setiap tahun pada bayi sehingga membutuhkan perawatan di RS. Pada tahun 1976 - 1983 dijumpai 395 kasus Botulisme pada bayi yang sebagian besar memerlukan rawat inap RS untuk pemulihan, namun sayangnya 11 dari bayi meninggal dunia.
  • Pada prinsipnya, pedoman ini TIDAK MELARANG pemberian MADU. Madu sendiri merupakan salah satu jenis obat alami yang sudah terbukti khasiatnya. Pedoman ini mengatur kapan WAKTU YANG TEPAT PEMBERIAN MADU untuk anak yaitu DIATAS USIA 1 TAHUN. Jika orang tua tetap akan memperkenalkan madu sebelum bayi mencapai usia 1 tahun, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak Anda dan dengarkan apa yang dokter sarankan.

Sumber : http://dokteranakku.net ; http://manfaat.co/manfaat-madu-untuk-anak.html; http://www.teruskan.com/8181/5-manfaat-madu-untuk-anak.html
         

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar