Jumat, 03 Agustus 2012

Informasi Mengenai Madu

Kandungan Madu

Bagaimanapun bentuk atau rupa madu yang kita temukan, sebenarnya semua madu memiliki kandungan sebagai berikut:

1. Glukosa

Kandungan zat ini mencapai 75% dan zat gula adalah zat yang dapat memungkinkan dinding sel pembuluh darah untuk mengalirkannya ke darah. Sebaliknya, jika terdapat berbagai sisa zat gula -khususnya gula putih (gula pasir) atau yang dikenal luas dengan nama gula tebu- yang menuntut organ pencernaan untuk  melakukan pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga dapat mengubahnya menjadi zat gula sederhana berstruktur tunggal seperti glukosa yang dapat diserap oleh darah melalui dinding pembuluh darah.

Sesungguhnya zat gula (glukosa) yang terdapat di dalam kandungan madu, di samping akan dengan mudah diserap, ia juga akan menjadi lebih mudah disimpan. Penyebabnya adalah karena zat ini akan dapat langsung diserap oleh jantung yang akan mengubahnya menjadi glukogen yang dapat disimpan untuk dipergunakan saat dibutuhkan.

2. Beberapa zat asam organik yang jumlahnya mencapai 80%.

3. Protein dalam kuantitas kecil.

4. Zat ragi (enzim) dalam jumlah yang tidak berlebihan yang sangat penting untuk menggerakkan proses metabolisme di dalam tubuh. Beberapa di antaranya ialah:
a. Enzim amilase, yaitu zat yang bertugas mengubah zat pati menjadi glukosa.
b. Enzim invertase, yaitu zat yang bertugas mengubah gula putih (gula tebu) menjadi zat gula berstruktur tunggal (glukosa dan fruktosa) yang dapat diserap tubuh.
c. Enzim katalase dan peroxidase, yang penting bagi kinerja oksida dan pemulihan kondisi tubuh.
d. Enzim lipase, yang memiliki tugas khusus untuk mencerna lemak dan bahan-bahan berlemak lainnya.

5. Bahan-bahan mineral dengan persentase 18%. Meskipun jumlahnya kecil, namun ia memiliki peran yang penting. Karena madu dapat menjadi makanan yang memiliki kemampuan alkalik untuk menghancurkan asam. Ia juga sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit-penyakit yang menyerang organ pencernaan yang disebabkan adanya kelebihan kandungan asam dan peradangan

Di antara zat-zat mineral yang terkandung di dalam madu adalah: potasium, sulfur, kalsium, sodium, fosfor, magnesium, zat besi, dan mangan. Semuanya adalah unsur-unsur mineral yang sangat penting dalam proses pembentukan jaringan tubuh manusia.

Sejumlah kecil vitamin yang memiliki tugas fisiologis yang penting. Seperti misalnya vitamin C dan konsentrat vitamin B. Zat-zat ini sangat penting untuk membantu tubuh dalam proses produksi protein, hormon, dan pembentukan selaput bagian dalam dari sel darah. Serta untuk melindungi diri kita dari berbagai jenis penyakit, seperti yang terkandung di dalam vitamin B1 dan B2.

 
dikutip dari:
buku "Terapi Madu" karya Prof. dr. Sa'id Hamad

 

Tips Penyimpanan Madu Yang Baik


Simpan madu dalam suhu ruang. Madu memiliki sifat higroskopis. Dengan kata lain, madu mudah sekali menyerap zat - zat yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu wadah madu harus tertutup rapat dan jauh dari zat - zat yang berbau tajam. 
Wadah yang bagus untuk madu yaitu bahan gelas / beling. Agar terhambat dari proses fermentasi dan kristalisasi, simpanlah pada ruangan dengan suhu sekitar 20 derajat celcius dan kelembaban udara kurang dari 65 % (FAO 2007). Tidak dianjurkan untuk menyimpan madu di dalam lemari es (refrigerator) karena mempercepat terjadinya kristalisasi dan fermentasi. Selain itu, jauhkan dari sinar matahari secara langsung karena dapat merusak kualitas madu yaitu glucose oxidase dan menghentikan aktivitas antibakteri. 
Madu tidak boleh disimpan dalam wadah logam untuk mencegah pengkaratan dan penyerapan logam berbahaya. Madu yang disimpan dalam suhu normal, susut 3,6% pada tahun pertama dan susut 25,5% pada tahun kedua karena terjadinya proses fermentasi (Sarwono, 2001). Proses ini menghasilkan alkohol yang selanjutnya berubah menjadi asam asetat. Madu yang rusak rasanya menjadi asam.


dikutip dari:
mediamadupramuka.wordpress.com

Mengapa Madu Mengkristal?


Kristalisasi merupakan proses alami yang merubah cairan madu menjadi padatan / gumpalan. Kristalisasi terjadi ketika glukosa, yang merupakan salah satu dari dua jenis gula utama yang ada pada madu (glukosa dan fruktosa) secara spontan memisah dari ikatannya. Glukosa kehilangan air (menjadi glukose monohydrate) berubah bentuk menjadi kristal yang mengikat komponen madu lainnya membentuk semi padatan.  Banyak faktor yang mempengaruhi kristalisasi pada madu, yaitu:
1. Faktor utama yang berpengaruh yaitu kadar glukosa dan kadar air. Kadar glukosa dan kadar air yang tinggi (seperti pada madu karet, kaliandra, kopi) mempercepat proses kristalisasi.
2. Adanya partikel - pertikel kecil seperti debu, bee pollen, sisa lilin atau propolis, dan gelembung udara pada madu dapat juga menstimulasi kristalisasi.  

Umumnya, terjadinya kristalisasi tergantung dari jenis madu, penanganan pasca panen, dan kondisi penyimpanan. Kristalisasi pada madu mengurangi kualitas madu yang dijual. Kondisi ketika padatan madu sudah mencair akan mempercepat pertumbuhan khamir pada madu sehingga terjadilah fermentasi yang menghasilkan rasa asam pada madu.
Kristalisasi pada madu dapat dikurangi dengan menjaga suhu madu pada 40 - 71 derajat Celcius selama pembotolan, penyaringan madu sebelum dikemas untuk menghilangkan partikel-partikel yang dapat memancing kristalisasi (National Honey Board, 2006).  
Jika madu sudah terlanjur mengkristal, sebaiknya madu dituang ke wadah dan rendam dalam air hangat sambil diaduk sampai kristalnya hancur. Atau tuang madu ke dalam wadah yang tahan panas, kemudian panaskan dalam microwave. Aduk setiap 30 detik sampai kristalnya mencair. Ingat, untuk mencairkan kembali kristal madu tidak dianjurkan untuk merebusnya.

dikutip dari:
mediamadupramuka.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar